Kanker usus masuk dalam 5 kanker pembunuh terbaik. Saat ini kanker pembunuh pertama untuk wanita masih kanker payyudara disusul kanker serviks lalu... apa yaa?? yang jelas kanker usus (besar) menjadi top five pembunuh terbaik karena gejala-gejalanya adalah hal biasa yang hanya menjadi selayang pandang para penderita....
penyebab dan gejala:
penyebab dan gejala:
beberapa hal yang diduga kuat berpotensi memunculkan penyakit ganas ini,
yaitu: cara diet yang salah (terlalu banyak mengkonsumsi makanan tinggi
lemak dan protein, serta rendah serat), obesitas (kegemukan), pernah
terkena kanker usus besar, berasal dari keluarga yang memiliki riwayat
kanker usus besar, pernah memiliki polip di usus, umur (risiko meningkat
pada usia di atas 50 tahun), jarang melakukan aktivitas fisik, sering
terpapar bahan pengawet makanan maupun pewarna yang bukan untuk makanan,
dan merokok.
gejala:
gejala:
- Perdarahan pada usus besar yang ditandai dengan ditemukannya darah pada feses saat buang air besar.
- Perubahan pada fungsi usus (diare atau sembelit) tanpa sebab yang jelas, lebih dari enam minggu.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
- Rasa sakit di perut atau bagian belakang.
- Perut masih terasa penuh meskipun sudah buang air besar.Rasa lelah yang terus-menerus
- Kadang-kadang kanker dapat menjadi penghalang dalam usus besar yang tampak pada beberapa gejala seperti sembelit, rasa sakit, dan rasa kembung di perut.
- Hindari makanan tinggi lemak, protein, kalori, serta daging merah. Jangan lupakan konsumsi kalsium dan asam folat.Setelah menjalani polipektomi adenoma disarankan pemberian suplemen kalsium.
- Disarankan pula suplementasi vitamin E, dan D.
- Makan buah dan sayuran setiap hari.
- Pertahankan Indeks Massa Tubuh antara 18,5 – 25,0 kg/m2 sepanjang hidup.
- Lakukan aktivitas fisik, semisal jalan cepat paling tidak 30 menit dalam sehari.
- Hindari kebiasaan merokok.Segera lakukan kolonoskopi dan polipektomi pada pasien yang ditemukan adanya polip.
- Lakukan deteksi dini dengan tes darah samar sejak usia 40 tahun.
http://doktersehat.com/kanker-usus-gejala-dan-pencegahannya/
Penyebab kanker kolon
Hingga saat ini tidak diketahui dengan pasti apa penyebab kanker kolon. Terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang akan rentan terkena penyakit ini yaitu:- Mengidap polyp kolorektal (benjolan di usus besar)
- Mempunyai riwayat keluarga menderita kanker kolorektal
- Kelainan genetik. Bentuk yang paling sering dari kelainan gen yang dapat menyebabkan kanker ini adalah perubahan pada gen hereditary nonpolyposis colon cancer (HNPCC).
- Radang usus besar, berupa colitis ulceratif atau penyakit Crohn yang menyebabkan inflamasi atau peradangan pada usus untuk jangka waktu lama, akan meningkatkan resiko terserang penyakit ini
3 Kelompok risiko
Berikut ini adalah tiga kelompok risiko penderita kanker kolon.Pertama, kelompok risiko rata-rata. Mereka adalah orang yang tidak punya riwayat kanker dalam keluarga, baik kanker kolon maupun kanker lainnya. Kelompok ini perlu memeriksakan diri saat berusia di atas 50 tahun.
Kedua, kelompok risiko sedang. Mereka punya anggota keluarga yang terkena kanker kolon. Atau, ada keluarga yang punya riwayat polip kolorektal. Mereka yang punya keluarga penderita kanker payudara atau kanker rahim juga masuk kategori ini. Untuk kelompok ini, pemeriksaan sebaiknya dilakukan setelah usia 40 tahun.
Ketiga, kelompok risiko tinggi. Yang masuk kelompok ini adalah mereka yang pernah terkena FAP (familial adeno polyposis), adanya polip di dalam usus besar, serta HNPCC (Hereditary Non Poluposis Colon Cancer) kanker kolon yang tidak berasal dari polip. Atau mereka punya riwayat inflamatory Bowel Disease, radang usus besar yang tergolong penyakit autoimun. Kelompok ini perlu rutin memeriksakan diri sejak usia 10-12 tahun bagi penderita FAP atau 20-25 tahun bagi penderita HNPCC.
Gejala kanker kolon
Sepintas, gejala kanker kolon (kanker usus besar) mirip dengan gejala wasir atau ambeien. Salah satunya adalah berak darah. Karena itu, bila mengalami berak darah disertai gejala lain, misalnya berat badan menurun, anemia tanpa sebab, dan ada benjolan do perut bagian kanan, sebaiknya curiga ada gangguan selain ambeien. Selain itu, tiap penderita kanker kolon adalah perubahan pola buang air besar. Bisa jadi, penderita mengalami diare terus menerus atau malah konstipasi hingga enam pekan berturut-turut.Mendeteksi kanker kolon
Deteksi dini kanker kolon bisa dengan melakukan beberapa pemeriksaan atau melakukan tes skrining.Tes skrining yang diperlukan adalah
- Fecal occult blood test (FOBT), kanker maupun polyp dapat menyebabkan pendarahan dan FOBT dapat mendeteksi adanya darah pada tinja. FOBT ini adalah tes untuk memeriksa tinja.Bila tes ini mendeteksi adanya darah, harus dicari darimana sumber darah tersebut, apakah dari rektum, kolon atau bagian usus lainnya dengan pemeriksaan yang lain. Penyakit wasir juga dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja.
- Sigmoidoscopy, adalah suatu pemeriksaan dengan suatu alat berupa kabel seperti kabel kopling yang diujungnya ada alat petunjuk yang ada cahaya dan bisa diteropong. Alatnya disebut sigmoidoscope, sedangkan pemeriksaannya disebut sigmoidoscopy. Alat ini dimasukkan melalui lubang dubur kedalam rektum sampai kolon sigmoid, sehingga dinding dalam rektum dan kolon sigmoid dapat dilihat.Bila ditemukan adanya polyp, dapat sekalian diangkat. Bila ada masa tumor yang dicurigai kanker, dilakukan biopsi, kemudian diperiksakan ke bagian patologi anatomi untuk menentukan ganas tidaknya dan jenis keganasannya.
- Colonoscopy, sama seperti sigmoidoscopy, namun menggunakan kabel yang lebih panjang, sehingga seluruh rektum dan usus besar dapat diteropong dan diperiksa. Alat yang digunakan adalah colonoscope.
- Double-contrast barium enema, adalah pemeriksaan radiologi dengan sinar rontgen (sinar X ) pada kolon dan rektum. Penderita diberikan enema dengan larutan barium dan udara yang dipompakan ke dalam rektum. Kemudian difoto. Seluruh lapisan dinding dalam kolon dapat dilihat apakah normal atau ada kelainan.
- Colok dubur, adalah pemeriksaan yang sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh semua dokter, yaitu dengan memasukkan jari yang sudah dilapisi sarung tangan dan zat lubrikasi kedalam dubur kemudian memeriksa bagian dalam rektum. Merupakan pemeriksaan yang rutin dilakukan. Bila ada tumor di rektum akan teraba dan diketahui dengan pemeriksaan ini.
Pencegahan
Agar terhindar dari penyakit ini, yang harus kita lakukan adalah melakukan pencegahan.- Dengan menerapkan pola hidup sehat. Misalnya, olah raga atau latihan fisik rutin, setidaknya 30 menit tiap hari.
- Mengurangi konsumsi daging merah. Dalam metabolisme tubuh, konsumsi daging merah berlebih akan mengeluarkan zat karsinogenik.
- Mengkonsumsi buah dan sayuran plus mengurangi minuman beralkohol.
- Mengkonsumsi multivitamin yang mengandung asam folat. Karena asam folat sangat bagus untuk mencegah sel normal berubah menjadi sel ganas.

Tidak ada komentar :
Posting Komentar
write your comment here...