Dikhianati
-sebuah harapan palsu-
Finda Rahmadaniati/Indara/pemilik blog greenfira.blogspot.com
Gadis itu menatap kosong matahari yang mulai
terbenam dari tempatnya duduk. Air mata mengalir begitu saja tanpa dia mau.
Dengan cepat kejadian beberapa jam lalu kembali berputar di kepalanya tanpa
perintah.
*
Gadis itu baru pulang membeli bahan-bahan
untuk makan malam saat matanya menangkap seseorang yang familiar di matanya. Seorang
pria yang menggandeng mesra seorang wanita berjalan ke arahnya. Jarak tiga
langkah pasangan itu berhenti.
“Kenapa Sayang?” tanya si wanita.
“Gak apa-apa. Kamu duluan aja ke kafenya ya
Sayang? Aku perlu membicarakan sesuatu dengan orang itu.”
“Oke deh,” ucap wanita itu lalu mengecup
pipi pria di sampingnya.
Wanita itu berlalu, tapi sempat memandang
rendah gadis itu saat melewatinya.
“Nah, sepertinya kamu ada yang mau kamu
bicarakan?” ucap pria itu tanpa rasa bersalah.
Gadis itu menahan kesalnya sampai-sampai
belanjaannya jatuh.
“Kamu… siapa dia?” ucap gadis itu pelan
tapi jelas terdengar marah dari nadanya. Matanya yang berkaca-kaca memicing
kesal.
“Yah, begini saja, karena sudah ketahuan
lebih baik kita putus.”
Pria itu berlalu.
“Oh iya, terima kasih ya,” pria itu
berbalik sebentar lalu pergi sambil tertawa.
Saat gadis itu tidak lagi mendengar suara
tawa, air matanya yang sejak tadi susah payah dia tahan mengalir juga ke
pipinya.
Tanpa sadar gadis itu berjalan ke tempat
rahasianya. Tempat tinggi dan sepi, tempatnya menenangkan diri. Kakinya
melangkah begitu saja ke tempat ini.