17 Februari 2009

vita marissa-tinggalkan pelatnas

Vita Marissa Tinggalkan Pelatnas Cipayung
By Republika Newsroom
Rabu, 11 Februari 2009 pukul 18:28:00
Facebook JAKARTA -- Pebulutangkis Vita Marissa mundur dari Pelatnas Bulutangkis Cipayung karena merasa kurang dihargai oleh PB PBSI, khususnya menyangkut nilai kontraknya yang minim. "Kita sudah 12 tahun berkiprah membela bangsa dan negara,
tapi minta kenaikan hanya 20 persen saja tidak diperbolehkan," ujar pemain putri spesialis ganda itu ketika ditemui di Starbuck, samping gedung KONI, Rabu (11/2).

Vita mengatakan selama ini sangat patuh terhadap nilai nominal yang disodorkan PB PBSI. Namun, mengingat bertambahnya usia gadis kelahiran Jakarta 4 Januari 1981 itu mencoba kritis. "Ketika saya minta tambahan ada pengurus yang celetuk masih untung nilainya gak diturunin. Itu yang membuat saya geram," ujar Vita yang ditemani dokter olahraga, dr Carmen Yahya.

Selasa (10/2) Vita telah melayangkan surat pengunduran diri dari Pelatnas yang ditujukan langsung kepada Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso. Surat tersebut, tidak ditandatangani oleh pelatih ganda Richard Mainaky. "Pelatih tak mau menandatanganinya. Ia tidak ingin saya keluar dari Pelatnas tapi tekad saya sudah bulat maka saya buat surat itu," terangnya.

Vita juga beralasan sudah jenuh dengan rutinitas kegiatan di Pelatnas. Ia ingin masuk dengan cara yang baik dan keluarnya pun ingin secara baik-baik.

Soal berapa nilai kontrak pebulutangkis asal klub Tangkas Jakarta yang pernah berpasangan dengan Nova Widianto, Flandy Limpele, dan terakhir Muhammad Rijal ini menyebutkan angka Rp 400 juta untuk satu tahun.

Dikatakan saat disodorkan angka di ruang khusus Vita yang saat itu ditemani pasangannya M. Rijal minta kenaikan sebesar 20 persen tapi tidak dikabulkan. Pengurus berpatokan pada peringkat Vita bersama Rijal yang saat ini menduduki urutan ke-44. lhk/ism


Vita Ancam Mundur dari Pelatnas
Kamis, 12 Februari 2009 , 00:05:00

JAKARTA, (PRLM).- Pemain bulutangkis putri Indonesia Vita Marissa masih menunggu itikad baik pengurus PBSI untuk menyelesaikan masalah. Vita yang menjadi andalan Indonesia di sektor ganda putri dan campuran mengaku adanya kemungkinan untuk kembali ke Cipayung jika PBSI mau berdialog lebih lanjut dengan dirinya, karena sebenarnya dia belum ingin keluar dari pelatnas.

Menurut Vita saat ini dirinya masih menunggu feedback dari PBSI. "Kak Richard (Richard Mainaky-Pelatih ganda campuran) belum mau menandatangi surat pengunduran diri saya. Dia masih mengusahakan untuk mencari jalan keluar dengan pengurus, masih mencari waktu untuk berbicara," tuturnya saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (11/2).

Namun, dia tidak ingin menunggu lama. Dia memberikan batas waktu hingga akhir pekan ini untuk PBSI memberikan jawaban atas pengunduran dirinya. "Apakah akan ada pembicaraan lanjutan atau justru saya dilepas, itu tergantung dari keputusan final PBSI," ungkapnya.

Sebenarnya, bukan masalah nominal yang menjadi pemicu utama keluarnya Vita dari Pelatnas Cipayung, namun diakuinya lebih kepada cara penyampaian pengurus yang seolah tidak menghargai dirinya ketika pembicaraan mengenai kontrak pada pekan lalu.

"Setidaknya cara pemberitahuannya bisa lebih mengenakan hingga saya juga merasa lebih dihargai setelah 12 tahun bergabung di pelatnas. Namun, justru ini kebalikannya, mereka menanggapinya juga tidak enak, seakan-akan saya mengemis kenaikan nilai kontrak, jadi saya males dan lebih memilih jalan ini. Mudah-mudahan dengan berbicara ke media, para pengurus akan mendengar dan mengambil kebijakan yang sebijaknya," ujarnya yang mengaku beberapa pemain termasuk Liliyana Natsir membujuknya untuk tetap di pelatnas.

Seperti yang diketahui, Vita meminta kenaikan 20 persen dari nilai kontrak yang diterimanya yakni sebesar Rp 400 juta per tahun. Kenaikan tersebut ditolak pengurus karena menurut mereka, rangking Vita bersama pasangannya M. Rijal hanya berada di peringkaat 44 dunia.

"Padahal bukan saya tidak mau main di ganda putri, ini karena alasan medis. Cedera bahu kanan saya, tidak memungkinkan lagi untuk bermain di dua nomor. Jika dipaksakan ada kemungkinan yang membahayakan tangan kanan saya, terlebih lagi sudah dua kali operasi tulang rawan, jadi harus dijaga," katanya.

Sementara itu, pelatih ganda campuran Richard Mainaky menuturkan belum ada perkembangan lebih lanjut. Pengurus masih membahas masalah ini ditatanan petinggi PBSI. "Saya sudah mengatakan kepada Binpres jika sektor ganda campuran masih membutuhkan Vita untuk kejuaraan besar. Namun belum ada respon positif dari pengurus," katanya.

Sementara itu, Humas PB PBSI Ricardo Siagian menuturkan pada dasarnya keputusan pemain itu mau ikut pelatnas atau enggak, sepenuhnya ada di tangan pemain, dan tentunya PB masih sangat mengharapkan mereka untuk tetap bergabung dengan pelatnas. "Tapi, jika mereka, misalnya Vita, sudah merasa jenuh dan ingin keluar, ya kita juga tidak bisa menahan dong, karena itu akan bertentangan dengan demokrasi. Jadi pada prinsipnya, mereka mau stay, silahkan, mau keluar juga silahkan," tuturnya.(A-161/das)***



[JAKARTA] Setelah memutuskan keluar dari Pelatnas, pemain ganda putri dan campuran, Vita Marissa akan memulai kariernya sebagai pemain bulutangkis profesional. Pemain kelahiran 4 Januari 1981 itu masih terus berlatih meski tidak lagi di Cipayung, markas para pemain Pelatnas.

Surat pengunduran diri Vita dilayangkan pada Selasa (10/2) lalu ke Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI). Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI Lius Pongoh tidak mau memberikan komentar apakah pihaknya akan berusaha keras untuk menarik kembali Vita ke Pelatnas atau tidak. "Keputusan ada di ketua umum PB PBSI," katanya.

Vita, yang gagal melewati semifinal Olimpiade 2008 lalu bersama Flandy Limpele di ganda campuran, mungkin akan kembali berpasangan dengan Flandy, yang juga sudah tidak terikat kontrak dengan Pelatnas. "Peluang itu masih ada karena saya masih terus berhubungan dengan Flandy," kata Vita yang masuk Pelatnas sejak 6 November 1996 itu, di Jakarta, Rabu (11/2).

Saat berpasangan dengan Flandy dari 2006 hingga Olimpiade 2008, Vita berhasil meraih lima gelar, di antaranya tiga gelar Super Series yakni Jepang 2006 serta Singapura dan Prancis 2007.

Terlepas dari semua rencananya ke depan, langkah pertama yang akan diambilnya adalah melakukan pemeriksaan MRI terhadap bahu kanannya yang sejak dioperasi pada Oktober 2004 tidak pernah diperiksanya.

Vita memutuskan keluar dari Pelatnas lantaran permintaan kenaikan kontrak sebesar 20 persen dari nilai kontrak sebelumnya, tidak diterima Pelatnas. "Saya memang minta naik, lebih karena minta dihargai pengabdian saya selama 12 tahun, bukan semata-mata melihat nilai nominalnya," ujar Vita.

Pemain asal klub Tangkas Alfamart itu menyesalkan PBSI yang hanya mempertimbangkan peringkat ganda campurannya yang turun dari 17 dunia saat bersama Flandy Limpele menjadi 44 dunia pada 1 Januari 2009, setelah ia berpasangan dengan Muhammad Rijal usai Olimpiade Beijing. "Saya baru bermain lima bulan bersama Rijal, sementara prestasi saya pada ganda putri tidak dianggap," kata Vita yang saat ini berperingkat lima dunia pada ganda putri bersama Liliyana Natsir. [W-11]

1 komentar :

  1. Nama saya Stefani saya merupakan badminton holid.saya menyarankan agar Vita Marissa,Flandy Limpele ,Taufik Hidayat dimasukkan kedalam tim Piala Sudirman.Karena saya begitu yakin bahwa mereka dapat membela indonesia pada piala sudirman,sya melihat ketua Pb Pbsi sekarang kurang memperhatikan atletnya.

    BalasHapus

write your comment here...

Blogger news